Asuransi jiwa menjadi hal yang banyak dimanfaatkan oleh para pencari nafkah untuk melindungi masa depan keluarganya. Baik asuransi konvesional maupun asuransi syariah. Produk keuangan ini dianggap mampu memberi perlindungan finansial karena akan memberikan uang pertanggungan dengan nominal tertentu (sesuai kesepakatan) pada keluarga jika sang pemilik polis meninggal dunia atau cacat dan tidak lagi bisa mencari nafkah.
Namun setelah memilikinya, cukup banyak orang yang kemudian menyesal karena berbagai hal. Beberapa karena mereka salah memilih asuransi sementara banyak juga yang menyesal karena salah paham mengenai asuransi ini. Berikut ini adalah beberapa kesalah pahaman yang sering terjadi terkait produk asuransi ini:
- Menanggung semua jenis kematian
Sama halnya dengan berbagai produk asuransi lainnya, asuransi jiwa juga pastinya memiliki beragam pengecualian. Hal ini berkaitan dengan jenis atau penyebab kematian sang pemilik polis asuransi. Jika penyebab kematian termasuk ke dalam pengecualian, maka sudah pasti uang pertanggungan tidak akan cair dan semua premi yang sudah dibayar akan hangus begitu saja. Beberapa pengecualian yang umum dalam asuransi ini adalah meninggal akibat dibunuh, terlibat dalam kegiatan terorisme, dan saat dengan sengaja melakukan aktivitas berbahaya.
- Berfungsi sebagai tabungan
Asuransi jiwa mungkin memang bisa difungsikan sebagai tabungan, tetapi jika Anda memillih asuransi jiwa whole life atau seumur hidup. Sebab, asuransi ini umumnya memiliki dana yang bisa dicairkan pada pertengahan periode yang disebut sebagai life benefit. Dana ini nantinya bisa Anda gunakan dengan bebas untuk berbagai keperluan. Namun jika Anda memilih asuransi jiwa term life atau berjangka, maka Anda tidak akan bisa mendapatkan manfaat ini. Jadi, pahami terlebih dahulu manfaat dari jenis asuransi yang Anda pilih sebelum menentukan polis asuransi yang akan dibeli.
- Cukup pemilik polis yang mengetahui isi polis
Asuransi jiwa jelas berbeda dengan asuransi lain karena klaim bisa diajukan saat nama yang tercantum dalam polis meninggal dunia. Lalu, bagaimana caranya Anda bisa mengajukan klaim jika Anda sendiri sudah tidak ada? Itulah sebabnya, Anda harus menjelaskan isi polis pada orang yang Anda percaya menjadi ahli waris atas polis tersebut. Karena nantinya dia lah yang akan mengajukan klaim atas asuransi tersebut.
Asuransi memang bisa menjadi produk keuangan yang menguntungkan, tetapi jika Anda tidak benar-benar memahaminya, Anda justru bisa mengalami kerugian. Semoga bermanfaat! (Vita)