anak melamunJangan melamun terus, nanti kesambet setan.”. Anda pasti pernah mendengar kalimat tersebut. Misalnya saat sedang berada di edutainment park in Jakarta dan ada anak yang malah asik melamun bukannya bermain bersama teman-temannya. Entah darimana asal hubungan antara melamun dengan kesambet setan, tetapi masih banyak saja orangtua atau anggota keluarga yang mempercayainya. Mungkin, karena pada saat pikiran kosong membuat Anda lebih mudah untuk dimasuki sesuatu. Apapun itu, bukan topik itu yang akan kita bahas, melainkan mengenai kebiasaan melamun sendiri.

Yap, melamun memang menjadi hal yang pasti pernah dilakukan oleh semua orang, termasuk juga anak-anak. Pertanyaannya, apakah sering melamun tersebut wajar ataukah harus diwaspadai?

Berdasarkan situs ayahbunda dan kumparan, ada sebuah penelitian yang membuktikan bahwa melamun ternyata menandakan anak memiliki otak yang lebih tajam. Hal tersebut didasarkan pada penelitian yang pernah dilakukan oleh di University of Wisconsin-Madison di Amerika Serikat. Penelitian ini melibatkan anak-anak yang kemudian diberikan tugas khusus saat sedang melamun.

Anak diminta untuk mengingat angka yang telah diselingi oleh soal matematika. Tidak hanya itu, mereka juga diminta untuk menekan tombol sambil menghitung napas mereka. Peneliti kemudian melakukan pemeriksaan secara berkala dan skor pada setiap anak. Menurut Daniel Levinson, salah satu peneliti, hasil penelitian menunjukkan anak yang melamun saat melakukan suatu tugas ringan memiliki otak yang lebih tajam karena mampu bekerja secara multitasking. Hasil ini kemudian dipublikasikan dalam situs psychological scene.

Namun, bukan berarti Anda jadi selalu merasa bangga ketika anak sering melamun ya! Sebab kondisi tersebut menandakan sesuatu yang positif hanya jika anak tidak terlalu sering melamun. Jika anak terlalu sering melamun, maka Anda harus mewaspadainya karena hal tersebut bisa menandakan adanya hal yang tidak beres pada anak. Sebab, terlalu sering melamun bisa menjadi tanda anak sedang mengalami sakit fisik akibat suatu hal (seperti kekurangan atau kelebihan nutrisi) atau anak sedang mengalami masalah psikologis (seperti adanya tekanan akibat kondisi lingkungan).

Jadi, mulai sekarang cobalah untuk lebih memerhatikan kebiasaan melamun anak dan analisa apakah hal tersebut masih wajar atau tidak. Semoga bermanfaat!(Vita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *